Business#2: Meningkatkan Profit Usaha Kosan dengan Analisis Kinerja yang Tepat

Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis kos-kosan semakin menarik minat para investor di Indonesia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor penting, antara lain:

  1. Peningkatan Permintaan: Permintaan akan tempat tinggal sementara yang terjangkau terus meningkat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Mahasiswa, pekerja kantoran, dan profesional muda menjadi target pasar utama yang terus mencari tempat tinggal dekat dengan kampus atau tempat kerja​ (UKM Indonesia)​​ (Tambah Pinter)​.
  2. Investasi yang Menjanjikan: Bisnis kos-kosan dianggap sebagai salah satu investasi properti yang dapat memberikan penghasilan pasif yang stabil. Dengan lokasi yang strategis dan manajemen yang baik, pemilik kos-kosan dapat menikmati keuntungan jangka panjang dari pendapatan sewa bulanan​ (99.co)​.
  3. Keberlanjutan dan Pertumbuhan: Potensi bisnis ini juga didukung oleh tren urbanisasi dan pertumbuhan populasi di perkotaan. Banyak penduduk yang berpindah ke kota untuk bekerja atau belajar, meningkatkan kebutuhan akan akomodasi sementara yang nyaman dan terjangkau​ (Tambah Pinter)​.

Dengan meningkatnya pengusaha kosan, pengusaha kosan harus lebih memahami bagaimana menjalankan usaha kosan. Namun pada kenyataannya banyak pengusaha kosan sering kali merasa bingung atau tidak tahu apa yang harus menjadi perhatian utama dalam menilai kinerja bisnis mereka. Tanpa pemahaman yang jelas tentang metrik kinerja yang penting, pemilik kosan dapat kesulitan untuk mengukur efektivitas operasional dan membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas. Salah satu tantangan utama adalah memilih indikator yang tepat untuk mengevaluasi aspek-aspek seperti tingkat hunian dan perputaran penyewa, yang merupakan faktor kunci dalam menilai kesehatan dan keberhasilan bisnis kosan. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang metrik ini, pengusaha mungkin kesulitan dalam merencanakan strategi yang efektif dan mengoptimalkan manajemen properti mereka.

Dalam artikel ini, saya akan membahas metrik utama apa yang perlu diketahui oleh pengusaha kosan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja bisnis mereka, yaitu Occupancy Rate dan Turnover Rate. Dengan memahami dan memantau kedua metrik KPI ini, pengusaha kosan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan strategis untuk mengoptimalkan operasi dan mencapai kesuksesan jangka panjang dalam bisnis kosan mereka.

1. Occupancy Rate

Metrik ini menghitung persentase dari unit yang terisi dalam pada periode tertentu. KPI ini membantu pemilik kos-kosan untuk memahami sejauh mana kapasitas yang tersedia telah dimanfaatkan.

Rumus

Occupancy Rate=(Jumlah Unit Terisi : Total Unit)×100%

Yang paling penting untuk dicatat untuk metrik ini adalah semakin tinggi nilai Occupancy rate, semakin baik untuk pengusaha kos-kosan.

Insight dari Occupancy Rate

Dengan mengetahui ratio unit terisi terhadap total unit, manajemen atau pengusaha kosan bisa mengetahui beberapa hal dalam kinerja usahanya sebagai berikut,

  • Pendapatan dan Keuntungan: Tingkat hunian yang tinggi biasanya berbanding lurus dengan pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi. Dengan memantau tingkat hunian, pemilik dapat mengidentifikasi periode dengan pendapatan tertinggi dan mengoptimalkan strategi pemasaran pada waktu-waktu tersebut
  • Efektivitas Pemasaran: Tingkat hunian dapat menunjukkan efektivitas kampanye pemasaran dan promosi. Jika ada peningkatan tingkat hunian setelah kampanye pemasaran, ini bisa menunjukkan bahwa kampanye tersebut berhasil menarik penyewa baru.
  • Pricing Strategy: Dengan memahami tingkat hunian, pemilik dapat menyesuaikan strategi harga. Tingkat hunian yang rendah mungkin mengindikasikan bahwa harga terlalu tinggi, sedangkan tingkat hunian yang terlalu tinggi bisa menunjukkan bahwa harga bisa dinaikkan untuk meningkatkan pendapatan tanpa kehilangan penyewa.
  • Tren Musiman: Analisis tingkat hunian dapat membantu mengidentifikasi pola musiman dalam permintaan. Misalnya, apakah tingkat hunian meningkat selama musim tertentu, seperti saat liburan atau periode tertentu dalam tahun akademik.
  • Perawatan dan Pemeliharaan: Tingkat hunian juga bisa memberikan insight mengenai kebutuhan perawatan dan pemeliharaan. Kos-kosan dengan tingkat hunian tinggi mungkin memerlukan lebih banyak perawatan untuk menjaga kondisi bangunan dan fasilitas.

Contoh Penggunaan Occupancy Rate

Jika seorang pengusaha sebuah kosan memiliki 34 kamar dengan pembayaran bulanan, kemudian pada tahun 2023 semua kamar terisi penuh kecuali bulan Agustus & September ada 18 kamar tidak terisi, maka

Total Unit = 34 kamar x 12 bulan
Total Unit = 408 Unit

(*36 Unit kosong karena bulan Agustus & September ada 18 kamar yang kosong)
Jumlah Unit Terisi = 408 – 36
Jumlah Unit Terisi = 372

Occupancy Rate = (372 : 408) x 100%
Occupancy Rate = 91.17%

Insight yang bisa kita ambil dari occupancy rate 91.17%:
– Pendapatan pada tahun 2023 sangat baik .
– Dengan jumlah unit yang terisi di atas 90%, artinya pemasaran berjalan sangat baik.
– Secara strategi harga bisa disimpulkan penyewa cocok , namun perlu dikaji ulang kembali apakah harga sewa bulanan di bawah harga market.
– Dilihat dari bulan Agustus & September yang kosong di tahun 2023, ada potensi pola berulan di tahun 2024. Sebaiknya pada tahun 2024 sediakan budget lebih di bulan Agustus & September jika ada potensi kamar tidak terisi.
– Pastikan dana maintenance cukup setiap tahunnya untuk menutup perbaikan kamar, karena semua unit terisi dan kemungkinan fasilitas kamar rusak sangat tinggi.

2. Turnover Rate

Metrik ini menghitung frekuensi penyewa berpindah atau meninggalkan unit dalam periode tertentu. KPI ini dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dalam dari sisi penyewa.

Rumus

Turnover Rate = (Jumlah penyewa yang keluar : Total penyewa) x 100%

Yang paling penting untuk dicatat untuk metrik ini adalah semakin rendah nilai Turnover rate, semakin baik untuk pengusaha kos-kosan.

Insight dari Turnover Rate

Dengan mengetahui ratio jumlah penghuni keluar terdahap total penghuni, manajemen atau pengusaha kosan bisa mengetahui beberapa hal dalam kinerja usahanya sebagai berikut,

  • Kepuasan Penyewa: Tingkat turnover yang tinggi dapat mengindikasikan adanya masalah dengan kepuasan penyewa. Penyewa yang tidak puas dengan kondisi, fasilitas, atau layanan mungkin lebih cenderung untuk pindah ke tempat lain.
  • Biaya Operasional: Tingkat turnover yang tinggi dapat meningkatkan biaya operasional. Setiap kali penyewa pindah, pemilik perlu mengeluarkan biaya untuk pemasaran, membersihkan, dan memperbaiki unit sebelum penyewa baru masuk. Tingkat turnover yang lebih rendah dapat membantu mengurangi biaya ini.
  • Stabilitas Pendapatan: Tingkat turnover yang rendah dapat memberikan stabilitas pendapatan yang lebih baik. Penyewa yang tinggal lebih lama cenderung memberikan pendapatan yang konsisten, sedangkan turnover yang tinggi bisa menyebabkan fluktuasi pendapatan yang lebih besar.
  • Kualitas Fasilitas dan Layanan: Tingkat turnover bisa menjadi indikasi kualitas fasilitas dan layanan. Jika banyak penyewa yang pindah, ini bisa menjadi tanda bahwa fasilitas atau layanan perlu ditingkatkan untuk memenuhi harapan penyewa.
  • Efektivitas Penyaringan Penyewa: Analisis turnover rate bisa menunjukkan efektivitas proses penyaringan penyewa. Jika penyewa sering pindah dalam waktu singkat, mungkin perlu ada perbaikan dalam proses seleksi untuk memastikan penyewa yang lebih cocok dan bertahan lebih lama.
  • Persaingan Pasar: Tingkat turnover dapat memberikan gambaran tentang persaingan di pasar lokal. Jika banyak penyewa yang pindah ke tempat lain, mungkin ada boarding house lain yang menawarkan fasilitas atau harga yang lebih baik
  • Kinerja Manajemen: Tingkat turnover bisa menjadi indikator kinerja manajemen. Manajemen yang baik biasanya dapat menjaga penyewa lebih lama, sedangkan manajemen yang buruk mungkin mengalami turnover yang lebih tinggi.

Contoh Penggunaan Turnover Rate

Seorang pengusaha kosan memiliki kamar dengan total 34, pada tahun 2023 semua kamar terisi penuh, namun pada bulan Agustus ada penghuni yang keluar dengan jumlah 10 orang. Maka turnover rate nya adalah

Jumlah penyewa yang keluar = 10 Orang

Total Penyewa = 34 + 10
Total Penyewa = 44 orang

Turnover Rate = (10 : 44) x 100%
Turnover Rate = 22.72%

Insight yang bisa kita ambil dari turnover rate 22.72%:
– Secara penilaian pribadi penulis, turnover rate 22.72% sudah cukup baik, namun tetap perlu melakukan improve agar turnover semakin rendah mendekati 0%.
– Dari pengalaman penulis yang terjun ke dalam bisnis kos sejak tahun 2017, kepuasan penyewa terhadap kualitas pelayanan, fasilitas, dan manajemen kos tidak terlalu signifikan pada angka sekitar 20%.
– Biaya operasional dengan turnover rate pada angka 22.72% cukup kecil, namun ini tidak menentu, karena cost untuk membersihkan dan memperbaiki unit tergantun pemakaian penyewa sebelumnya.
– Stabilitas pendapatan tidak akan berpengaruh besar dengan turnover rate di sekitar angka 20% apabila jumlah kamar semakin banyak.
– Untuk bahan pertimbangan utama yang perlu diperbaiki adalah kualitas penyaringan penyewa, dengan adanya sistem penyaringan penyewa, akan membuat turnover rate lebih kecil.
– Kemudian yang perlu diperhatikan adalah kompetitor, karena jumlah 10 penyewa keluar kemungkinan terbesar karena pindah ke kompetitor yang menawarkan tempat kos yang lebih baik dan valuable.

Penutup

Dalam mengelola bisnis kos-kosan, memahami dan memantau metrik kinerja seperti Occupancy Rate dan Turnover Rate merupakan langkah penting untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan usaha. Occupancy Rate yang tinggi menunjukkan bahwa kapasitas kos-kosan terkelola dengan baik dan strategi pemasaran berjalan efektif, sedangkan Turnover Rate yang rendah mencerminkan kepuasan penyewa serta efisiensi dalam manajemen kos. Kedua metrik ini memberikan gambaran yang jelas mengenai aspek operasional dan keuangan, membantu pengusaha kos-kosan untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan strategis dalam meningkatkan profitabilitas serta kepuasan penyewa.

Namun, penting untuk diingat bahwa metrik ini harus dipertimbangkan dalam konteks keseluruhan manajemen kos-kosan. Evaluasi berkala dan penyesuaian strategi berdasarkan data yang diperoleh akan memastikan bahwa bisnis kos-kosan tetap kompetitif dan berkelanjutan. Dengan terus memantau dan menganalisis kedua metrik ini, pengusaha kos-kosan dapat mengidentifikasi area perbaikan, memanfaatkan peluang, dan mencapai kesuksesan jangka panjang dalam pasar yang semakin kompetitif.

Dengan memantau KPI ini, usaha kos-kosan akan lebih profit dan bisa menjadi patokan untuk melakukan ekspansi membuat kos-kosan baru.

Sekian pembahasan hari ini tentang “Business#2: Meningkatkan Profit Usaha Kosan dengan Analisis Kinerja yang Tepat”, sangat terbuka untuk diskusi. Follow twitter @farizzlfdhl untuk twit tentang business & marketing.

Image by wirestock on Freepik

Ad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *